
By. Diah Murwati, S.Hum
Hari berganti hari
Minggu berganti minggu
Bulan berganti bulan
Tahun berganti tahun
Sang waktu terus berjalan dan berubah dan tidak ada sesuatu yg tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan itu terjadi dgn sendirinya krn dimakan usia seperti umur suatu benda yg lama kelamaan terus berubah tanpa harus ada campur tangan manusia. Namun perubahan perilaku manusia memerlukan ikhtiar yg diawali niat, termasuk memaknai pergantian tahun baru. Tahun Baru Islam 1 Muharram 1431 Hijriyah baru saja dilewati tepat tanggal 18 Desember 2009. Sekarang pergantian tahun masehi 2010 pun dimulai.
Manusia yg terkadang berubah-ubah dlm merespon pergantian tahun. Ada yg penuh sujud syukur ketika memasuki detik-detik pergantian tahun, ada yg penuh dgn sorak sorai & pesta, ada pula yang terlelap dalam buaian kenikmatan semu mumpung malam tahun baru. Di pihak lain, begitu banyak orang yang duduk dalam keheningan untuk melihat dengan jernih seraya mengharap bimbingan Yang Maha Kuasa dlm memasuki tahun baru.

Fenomena yg terjadi, ketika memasuki perpindahan tahun, terompet bersiap utk ditiup dgn sorak-sorai dan gemuruh. Selang beberapa jam kemudian, sampah-sampah hasil pesta malam tahun baru yg berserakan tampak di belantara lapangan dan jalan-jalan. Bukankah ini menunjukkan bahwa peristiwa pergantian tahun hanya merupakan fenomena sesaat yg memberikan kenikmatan dlm hitungan menit. Itulah sebabnya orang secara tidak sadar telah menghamburkan sekian banyak uang untuk menikmati perpindahan tahun tersebut.
Bagi saya bukan Tahun Barunya yg penting, tetapi bagaimana setiap manusia mulai menata ulang sikap mentalnya untuk memasuki tahun baru. Dalam agama manapun, peringatan Tahun Baru merupakan momen yang tepat untuk melakukan evaluasi diri, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah diperbuat dan bertujuan meningkatkan serta perbaikan diri. Bisa dikatakan bahwa makna pergantian tahun itu sebagai momentum perubahan menuju ke arah perbaikan. Perubahan ini dapat dilakukan manakala setiap individu mampu menghijrahkan pemikirannya bagi kemajuan dalam kehidupan secara pribadi.
Tahun Baru juga dapat berarti memiliki cara pandang yg baru dan suci dlm upaya dan usaha memperoleh sesuatu yg baru. Tahun Baru juga berarti mengasah kompetensi diri dengan metode yg baru untuk meraih jenjang karier yg baru. Jangan sampai seperti seorang pembelah kayu yg terus menerus menyia-nyiakan waktu dan tenaganya untuk membelah kayu dengan kapak tumpul, karena tidak punya cukup waktu untuk berhenti dan mengasah kapak itu.
Tahun Baru bermakna menemukan JATI DIRI yang sesungguhnya tentang makna KEHIDUPAN dan ARTI HIDUP sehingga HIDUP ini dapat MEMBERI MANFAAT BAGI SEMUA.
Semoga di hari ini kita mampu memaknai Tahun Baru dgn perubahan sikap dan perbuatan kita ke arah dan tujuan hidup yang lebih jelas, terencana, istiqamah, fokus, selalu pada jalan-Nya dan hanya menggarapkan ridho-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar