Selamat Datang di Taman Hatiku ^_^

Here on my blog, just try to share everything just crossed my minds, my thoughts, my feelings, my experience, and my knowledge, because I'm sure I can learn something when I'm share something. That's called "Spirit of Learning by Sharing"


"Kesulitan tidak akan begitu sulit jika kita mengatasinya sedikit demi sedikit. Selain itu semakin cepat kita menyadari hikmah yang kita peroleh dari pengalaman itu, maka semakin mudah bagi kita untuk menghadapinya"

^Diah Murwati^

Mengenai Saya

Foto saya
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya seorang anak yang sangat mencintai kedua orangtua saya. Saya hanya seorang kakak yang sangat mencintai kedua adik-adik saya dan Saya ingin membuat mereka bangga karena memiliki saya.. itu saja. Cukuplah Al Qur'an sebagai teman, Syukur-lkhlas-sabar sebagai pengiring, dan Kematian sebagai peringatan. Semoga Allah meridhai.. "Life is not to receive, but it's about a gift" Tumbuh dan mencintalah! Semoga napas yang kumiliki bisa bernilai untuk napas-napas yang lain... ^_^ Jika ini adalah sebuah perjalanan jauh, maka akan kupacu diriku tanpa mengenal lelah, belajar mengarungi hidup seperti air yg mengalir, menciptakan atmosfer yg penuh kasih sayang sebagai tempat bersandar bagi orang yg kelelahan layaknya Fillicium, Insya Allah... I learned a lot from my family, my friends and life it self. My hope: I want to be a big people who have high integrity, eclectic and useful for wide society, or other name "khoirun nas anfa'uhum lin nas". Aamiin..

Kamis, 21 Januari 2010

Eyangku, Eyangmu, Eyang Kita



Hujan rintik waktu itu. Saya bergegas menembus jalanan pagi yg padat dgn payung terkembang, berpacu dgn pejalan kaki lainnya, juga mobil dan motor yg suka merebut kavling pejalan kaki di trotoar. Saya harus segera tiba di kantor. Tiba-tiba, sesuatu menghentikan langkah kaki saya dan memaksa saya menoleh.

Lagi, untuk yg kesekian kali, seorang wanita berusia di akhir 60 tahunan, berkain, berkebaya, dan berkerudung sampir. Ia menyandang tas kantong, berjalan tertatih tanpa pelindung dari hujan.

”Ibu hendak ke mana?” sapa saya. Payung langsung saya condongkan ke arah beliau. Bersama kami melangkah satu-satu menapaki jalan yg licin dan berlubang-lubang.

”Mau naik angkot di depan situ, Neng, Ibu hendak ke Cibubur.”

Masya Allah! Cibubur? Dari Salemba? Sendirian? Dalam hujan tanpa payung?

”Ibu sendirian?” Saya masih bertanya, sekadar menepis kegalauan meski saya tidak butuh jawaban sebab apa yg saya saksikan toh sudah menjawab pertanyaan itu.

”Allah yang mengantarkan saya, Neng!” jawabnya, melegakan saya dan membuat saya kagum.

Akhirnya, ketika saya melepaskan naik mikrolet 01A, saya tidak lagi merasa terlalu bersalah. Allah yg akan mengantarkannya sampai tujuan.

Entah berapa kali saya menjumpai peristiwa serupa. Semuanya mendorong satu rasa, yaitu iba. Bagaimana tidak? Dia melangkah satu-satu. Jarak 500 meter ditempuh lebih dari setengah jam. Belum lagi trotoar yang miring, berlubang, atau dihuni kendaraan parkir sehingga kadang-kadang pejalan kaki terpaksa turun ke badan jalan yang penuh dengan kendaraan lalu lalang. Terkadang saya berpikir, Ke mana anak-anak mereka? Ke mana cucu-cucu mereka hingga membiarkan bapak, ibu, atau eyangnya bepergian sendiri? Di Jakarta pula.

Mungkin dunia memang sudah sedemikian tua hingga penghuninya tidak lagi memiliki cinta dan perhatian, bahkan kepada orang tua sendiri yg sudah mulai lemah. Barangkali dunia memang sudah sedemikan merana hingga orang di jalanan tidak lagi menganggap manula sebagai makhluk lemah yg perlu dikasihani.

Akan tetapi, sebentar! Apa hak saya ”menuduh” anak dan cucu yang mengabaikan orang tua atau eyangnya di jalanan? Apa hak saya ”menghakimi” manusia dan dunia yang tidak lagi memperdulikan para manula? Memangnya saya sudah berbuat baik kepada eyang saya dgn sempurna?

Saya merasa perlu mengoreksi kembali penilaian saya kepada para anak dan cucu dari eyang-eyang di jalan raya untuk mencoba menemukan alasan mereka tidak mengantarkan orang tua atau eyangnya yang bepergian. Barangkali saja keluarganya miskin sehingga tidak mampu mengantarkan beliau dengan kendaraan yang memadai. Bisa saja anak-anaknya sedang sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup yang kian melilit. Mungkin saja cucu-cucunya sedang bersekolah samapai sore dan masih ditambah dengan kesibukan membantu pekerjaan rumah tangga. Barangkali ada alasan, entah apa lagi. Namun, semoga saja, meski anak dan cucunya tidak mengantarkan para eyang di jalanan itu, mereka tetap memberi perhatian dan berbuat baik kepada eyangnya dgn cara yg lain. Dengan demikian, Allah akan melindungi mereka, seperti kata ibu tua tadi, ”Allah yg mengantarkan saya, Neng!”

Semoga demikian adanya dan semoga yang demikian itu adalah melalui tangan kita. Ya, semoga Allah menolong para eyang itu dengan menggerakkan hati dan meringankan langkah kita untuk mengantar dan menemani eyang di jalanan itu. Semoga kemudian, Allah menolong dan menjaga eyang dan orang tua kita karena kita mengikhlaskan hati menolong para eyang di sekeliling kita.

... karena mereka adalah eyangku, eyangmu, eyang kita semua.

-Diah Murwati-

Selasa, 19 Januari 2010

Envisioning City without Cars / Membayangkan Kota tanpa Mobil



Traffic congestion is one of the chronic problems in most Indonesian cities and this problem is getting worse year by year. The growth of road developments in Indonesian cities is much slower than the growth rate of vehicle ownership. In Jakarta, for example, the growth rate of vehicle ownership is 9 to 11 percent per year but the growth of road developments is only less than 1 percent per year.

Pembangunan jalan baru atau pelebaran jalan hanyalah memecahkan masalah kemacetan lalu lintas secara sementara. Setelah beberapa tahun, jalan baru akan diisi dengan lalu lintas yang akan terjadi jika jalan baru tersebut tidak dibangun. Hal serupa terjadi dengan pelebaran jalan ketika jalan yang telah diperlebar tersebut akan kembali macet hanya dalam beberapa bulan. Fenomena seperti itu disebut induced demand. Karena induced demand ini, membangun jalan baru atau pelebaran jalan adalah solusi kemacetan lalu lintas yang sifatnya sementara.

Ada beberapa solusi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan salah satunya adalah pengurangan menggunakan kendaraan pribadi. Sebuah artikel di New York Times (12 Mei 2009) menceritakan tentang sebuah kota tanpa mobil di Jerman. Jalan-jalan di kota ini sepenuhnya bebas mobil kecuali di jalan utama dan beberapa jalan di pinggir kota. Penduduk kota ini masih diperbolehkan memiliki mobil, tapi parkir menjadi masalah bagi mereka karena hanya tersedia dua garasi umum di pinggir kota tersebut.

Kota tersebut bernama Vauban yang berpenduduk 5.500 jiwa dan terletak di pinggiran kota Freiburg, dekat perbatasan Perancis dan Swiss. Penduduk kota tersebut sangat tergantung pada sarana trem ke pusat kota Freiburg dan banyak dari mereka hanya menyewa mobil ketika tidak tersedia sarana angkutan umum di tempat yang mereka tuju.

Seventy percent of Vauban’s families have no cars. They do a lot of walking and biking to shops, banks, restaurants, schools and other destinations that are interspersed among homes. The town is long and relatively narrow and provides an easy walking access to the tram for every home.


Menciptakan tempat hunian dengan desain kompak, akses yang mudah terhadap transportasi umum dan tingkat berkendaraan yang rendah adalah visi perencana kota di abad ke-21 ini. Kota Vauban merupakan contoh desain perkotaan di abad ke-21 sebagai jawaban terhadap ancaman emisi gas rumah kaca dan pemanasan global dan terbatasnya pasokan minyak.

I could argue that the Vauban’s urban design is the extension of the New Urbanism. The New Urbanism is suatu konsep desain perkotaan yang pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal tahun 1980. Konsep ini mempromosikan beberapa prinsip utama diantaranya walkability n konektivitas, tata guna lahan yang beragam (mixed land uses), dan kepadatan tinggi. Terdapat cukup banyak kota dengan konsep New Urbanism yang tersebar di beberapa negara, tetapi jalanan kota-kota tersebut masih penuh dengan mobil.


Kota Vauban menunjukkan bukti adanya kemungkinan untuk menciptakan kota tanpa mobil. Penerapan desain kota yang walkable, mixed-land-uses urban design (tata guna lahan yang beragam), serta kemudahan akses ke transportasi umum yang handal as demonstrated in the Vauban town are the components for creating city without cars.

Well, I could argue that Cars are still a luxury item for many Indonesian families. Many urban residents, particularly those live in kampung kota, do not own cars and are used to living without cars. Streets (gang) in Indonesia’s kampung kota are too narrow for cars and the residents are used to walking and biking to their destinations. Kampung kotas are located in the center of urban areas and relatively accessible to public transportations. In reference to the New Urbanism concept, the Indonesia’s kampung kota has implemented the principles of walkability and high density.

Perencana kota di Indonesia harus menghargai keberadaan kampung kota dalam konteks rendahnya tingkat kebutuhan berkendaraan para penghuninya. Warga kampung kota cenderung memiliki kebutuhan berkendaraan yang rendah ketika mereka memiliki akses yang tinggi terhadap angkutan umum dan dan jalan-jalan di lingkungannya tetap sempit. Warga kampung kota harus tetap memiliki tingkat kebutuhan berkendaraan yang rendah untuk mengurangi tingkat kepemilikan mobil di perkotaan.

Bagi pembangunan kawasan perumahan baru di di kawasan pinggiran, perencana kota dapat meniru keberhasilan kota Vauban. Kebutuhan berkendaraan adalah dipengaruhi oleh desain kota dan akses ke transportasi umum. Melalui desain kota yang mendorong untuk banyak berjalan dan bersepeda dan akses yang tinggi terhadap transportasi umum yang handal adalah tidak mustahil untuk menciptakan sebuah kawasan kota tanpa mobil. Kota Vauban di Jerman dan kampung-kampung kota di Indonesia adalah contohnya.

^Diah Murwati^

Senin, 11 Januari 2010

TIPS TO GET SCHOLARSHIP

By. Diah Murwati, S.Hum

Having a scholarship has become a dream for everyone. However, not many people know how to win the scholarship. Below are tips how to get the scholarship.

1. The nature of scholarship
I do suggest that those who are interested to find a scholarship really pay attention to the nature of the scholarship itself. Each scholarship has different purposes and target groups. Therefore, sometimes being smart not only criteria to be accepted in a certain scholarship because he/she is not a part of the target group.

2. Read instruction carefully before filling the application form
Reading instruction is an important thing before the applicant fills in the application form. It will give a clear direction on how they should fill in the form correctly. Sometimes, some of them even do not read the instruction; as a result at the end they often make unnecessary mistakes. You also need to prepare supporting documents as requested.

3. Fill in every single point in the application form
Please pay attention to every single point and never leave it blank since each point is really important. The scholarship committees want to get the details information about the applicants. If you do not fill in the application form as it is supposed to be, I wonder how the reviewers will be impressed with your application. This is the vital part as you are selling yourself to the committees.

4. Reread the application form after completing the form
It is better to reread the application form to ensure that everything has been filled in correctly. You can also highlight some important points that you can focus on and try to develop you ideas that can give the spotlight to you.

5. Have other people to review your application
Please ask other people to review or proofread your application and the ask them to give feedback. This will help you to have a different points of view from them. You strongly recommend asking people who have experienced in the scholarship process or got scholarships before.

6. Sending the application
Please check the final application and make sure that your application is clean. There are no strains and wrinkles in your application form. You also have to pay attention to the deadline since it takes sometime to arrive to the scholarship committee. Finally, send you application both through e-mail (if it is allowed) or mail with a return receipt.

Please keep in mind that winning a scholarship is a process. You have to be PERSISTENCE and THINK POSITIVELY how great the reward is if eventually you get the scholarship.

The information from Ony A. Jamhari. He was a Fullbright Alumnus of Foreign Language Teaching Assistant (FLTA) Program at Stanford University, California USA (2005/2006). Currently, he is working as a Program Officer for the Ford Foundation International Fellowships Program (IFP) at the Indonesian International Education Foundation (IIEF). He can be reached at ony_jamhari@cbn.net.id

Oke, Semoga Info ini dapat bermanfaat untuk Teman2ku Sekalian... ^_^

Pandangan… Rasa…



Bila seucap kata bermakna janji
Mengapa sepuluh kata merangkai ingkar

Bila terdiam bermakna jujur
Mengapa dusta mesti disembunyikan

Bila semua itu disebut sebut kewajaran
Dimana sesungguhnya jiwa sang pendusta

Lidahlah yang memang pandai bersilat
Lebih tajam dari selembar silet

Mengapa jiwa yang tertarik akan dosa?
Bukan dosa yang tertarik oleh jiwa

Kekosongan...Mengapa menginginkan dosa?
Bukan dosa yang inginkan kekosongan

Cobalah pandang dengan kedua belah mata
Tentang segala wewangian dosa
Sebab bukanlah dosa yang memandang sebuah jiwa

Cobalah raba...dengan sebuah hati
Tentang rasa dosa...Tentang perasaan dosa
Sebab bukanlah dosa yang meraba-raba sebuah hati

-Diah Murwati-
Jakarta in the evening

Sabtu, 09 Januari 2010

BT? Untuk apa?



Dear diary,
Dari semalam aku telp Ka2 berulang-ulang, tapi ga diangkat-angkat..
Ga ngerti knpa?
Perasaan terakhir komunikasi baik-baik saja ga ada masalah apa2..
Jujur bikin bete bgt klo yang namanya dicuekin...

Sudah belasan atau puluhan kali aku telefon dari semalam hingga pagi ini
Ga ada respon apa2 darinya...
Selain itu, kucoba sms, tapi tetap saja...
Ga ada respon apa2 darinya...
Jadi males untuk telfon lagi.. :(

Padahal aku telfon niatnya baik ingin menanyakan kpn Ka2kku memiliki waktu luang untuk nemenin aku ke rumah ka2nya yg blm lama dikarunia seorang putra...
Sudah lama sekali rasanya pengin bgt silaturahim krmh ka2nya..
Berhubung ga tau alamatnya jadi aku nunggu Ka2 punya waktu luang untuk nganterin aku ke sana...

Kenapa sih mau silaturahim saja koq susah bgt?
Kenapa sih niat baik selalu ketunda-tunda?
Hmmm... Sudahlah... ambil hikmahnya
Mesti belajar sabar... sabar... dan sabar...

****

Saat ku termenung di dpn layar komputer, Bunda pun menghampiri dan berkata
"Sudahlah, biarkan saja Sayg... Allah Maha Tahu niat baikmu itu, Sayg...
Insya Allah, Allah SWT pasti sudah mencatat niat baikmu itu. Walaupun belum terlaksana... Yg penting kan niatnya..
Belajar utk terus berpikir positif pd org lain..
Mungkin Ka2 sdg ada urusan yg tdk bisa diganggu sementara waktu. Bersabarlah Sayg...
Untuk apa cemberut? Bukankah wajahmu akan terlihat lebih cantik jika kamu selalu tersenyum..."
Bunda pun tersenyum sambil memelukku erat lalu memberikan jus alpukat kesukaanku.

Terima kasih Bunda... Banyak hal positif yang kudapatkan darimu...
Semoga ananda bisa menjadi wanita yang penuh cinta dan kasih sayang...
dan selalu mengambil hikmah atas apapun yang terjadi...


10 Januari 2010
pukul 15.00

Jumat, 08 Januari 2010

Bagaimana Cara Mengetahui Orang Berbohong Atau Tidak??


Beberapa orang memiliki kemampuan untuk menipu orang lain dengan mudah. Namun, saat seseorang berbohong, biasanya bisa dilihat dari fisiknya. Salah satunya adalah dengan mengamati mata lawan bicara Anda.

Mengapa demikian?
Ketika menjawab pertanyaan dan bola mata orang tersebut bergerak ke arah kiri kemungkinan jawabannya jujur. Sedangkan bila bergerak ke arah kanan kemungkinan orang itu sedang mengatakan sesuatu yang bohong atau berbohong.

Hal ini karena bagian otak kiri berfungsi sebagai Auditory Memory, sedangkan otak kanan untuk kreatifitas. Maka bila bola mata ke kiri, berarti dia berusaha mengingat sedangkan sebaliknya jika bola mata ke arah kanan berarti dia sedang menyusun atau menggambarkan sesuatu sebagai jawaban yang lain. Hal ini karena bagian kreatifitasnya sedang bekerja untuk mengarang suatu cerita bohong.

Ciri fisik lainnya ketika seseorang sedang berbohong antara lain:
* Badan berkeringat.
* Napas mulai berat.
* Nada suara berbeda seperti meninggi atau monoton.
* Badan dan wajah terlihat kaku khususnya bagian dahi dan bibir.
* Tangan banyak bergerak misalnya memegang sesuatu, saling menggosok-gosokkan tangan, menggosok hidung, atau menutup mulut.
* Si pembohong tanpa disadari akan meletakkan benda-benda seperti cangkir, kertas, bolpen, atau benda lain sebagai pembatas.
* Coba ubah topik pembicaraan, jika ekspresinya terlihat lega, berarti ia sedang berbohong. Namun jika ia mengembalikan ke topik semula, berarti ia sedang berkata jujur.

Hidup ini lebih nyaman kalau kita bisa berkata jujur. Mungkin kita bisa saja membohongi orang lain, tapi kita pasti sadar kita tidak akan pernah bisa menutupi rasa bersalah di hati kecil kita dan pastinya pada Allah SWT. Karena Sesungguhnya Allah Maha Tahu apapun yang tersembunyi di lubuk hati kita yg terdalam.

Dalam segala hal, lebih baik kita mengutamakan kejujuran.

Honesty is the best policy.

So, berkatalah JUJUR atau lebih baik DIAM. Karena hal itulah yang lebih baik untuk kita!

-Dity Diah Murwati-

^_^

Selasa, 05 Januari 2010

Life is Problem


Kata Reza M. Syarief, Life is Problem, hidup adalah masalah. Selama kita hidup, kita akan selalu menghadapi masalah. Hanya orang mati yang tidak punya masalah.
Setidaknya, ada tiga hikmah Allah memberikan kita masalah.

Pertama, masalah membuat kita menjadi dewasa. Dengan adanya masalah, kita akan berpikir untuk menyelesaikannya. Semakin banyak masalah yang kita hadapi, semakin kaya pikiran kita dalam menyelesaikannya, semakin kaya pengalaman hidup kita.

Kedua, masalah membuat kita merubah hidup kita. Allah tidak akan merubah keadaan kita, sehingga kita merubah keadaan yang ada dalam diri kita sendiri. Masalah membuat kita selalu dinamis untuk bergerak, bertindak, dan melangkah.

Ketiga, masalah membuat kita semakin yakin bahwa dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Ketika kita telah berhasil menyelesaikan masalah, kita akan merasakan kemudahan. Masalah membuat kita yakin bahwa Allah akan selalu menolong hamba-Nya.

Bagaimana jika suatu masalah tidak bisa terselesaikan? Atau mungkin kita sering mendengar ada orang stres karena menghadapi masalah?

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. (QS. Ali Imran: 159)

Ikhtiar manusia sangat terbatas. Maka Allah memerintahkan kita untuk bertawakkal setelah berikhtiar. Bertawakkal artinya berserah diri, tunduk dan ikhlas atas hasil jerih payah kita. Jika memang ikhtiar kita berakhir dengan kegagalan, itulah takdir Allah. Dan Allah tidak pernah salah memberi takdir, karena Dia-lah yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi kita.

Jadi, kita lah yang menentukan, apakah suatu masalah akan membuat citra diri kita positif atau negatif. Apakah kita akan berkata “God, I have a big problem” ataukah berkata “Hey problem, I have a big God.”

Sabtu, 02 Januari 2010

Takdir

Kita bisa berencana atas apa yang ingin kita lakukan serta berharap atas apa yang ingin kita capai. Ada kalanya apa yang kita rencanakan atau kita inginkan terwujud, namun ada kalanya pula rencana dan keinginan kita pupus tak berbekas.

Manusia berencana, berusaha, dan berharap. Allah yang menentukan dan menjatuhkan takdir. Segala perkara baik dan buruk yang menimpa kita adalah hak mutlak Allah. Tugas kita hanyalah menata diri dan hati kita menyikapi perkara baik dan buruk, menyenangkan dan menyedihkan tersebut.

Benarkah ada takdir buruk? Sebenarnya hanyalah masalah sudut pandang, bagaimana kita memandang perkara. Apa yang di mata kita buruk, misalnya suatu keinginan yang tidak tercapai, bisa saja bernilai baik di mata Allah. Demikian pula sebaliknya, apa yang kita anggap baik, bisa saja tidak bernilai di mata Allah.

wa ‘asa an takrahu syaiaw wa huwa khairul lakum, wa ‘asa an tuhibbu syaiaw wa huwa syarrul lakum.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.
(QS. Al Baqarah: 216)

Resolusi Tahun Baru



Resolusi akhir tahun menuju tahun baru ke depan adalah sebuah kebiasaan yg dilakukan banyak orang. Biasanya resolusi akhir tahun ini berkaitan dgn cita-cita, prinsip hidup, dan sikap yg hendak dijalani lebih baik di tahun-tahun mendatang.

Kata dasar resolusi yg artinya menyusun kembali solusi (jalan keluar), maka mencanangkan resolusi berarti upaya untuk koreksi dan introspeksi diri, untuk mencapai pribadi yg lebih berkualitas.

Sayangnya orang sering melupakan menyusun resolusi utk profesi dan karirnya. Padahal ini juga sangat penting. Apa-apa yg sudah dijalani satu tahun belakangan ini akan berpengaruh pada pijakan kaki tahun ke depan. Untuk itu pula, alangkah baiknya bila saat ini Anda mulai menyusun resolusi karir dan profesi Anda. Ada beberapa pedoman yg cukup nyata saat kita hendak menyusun resolusi karir ini.



Yg pertama, perhitungkan kelebihan dan kekurangan dari karir yg Anda jalani. Bukan dgn cara sekadar mengukur bak timbangan akuntansi untung rugi, namun lebih pada perhitungan dengan cara analisa SWOT (Strenghts, Weaknesses, Oportunities, Threats).

Memperhitungkan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan sekaligus ancaman yg ada pada karir yg telah kita jalani di satu tahun ini menjadi sebuah alat ukur praktis bagi perhitungan Anda di tahun depan.

Kedua, setelah mengetahui SWOT, maka perhatikan juga cita-cita dan prinsip hidup Anda sendiri. Apakah karir tersebut sudah sesuai cita-cita Anda? Apakah justru sekarang Anda sudah berkompromi dgn cita-cita Anda, sehingga melihat bahwa yg Anda jalani adalah bagian dari harapan Anda? Jika Anda merasa sudah positif dan bisa menerimanya, maka pertanyaan berikutnya, apakah karir yang Anda jalani itu sudah sesuai dgn prinsip dasar hidup Anda? Apakah Anda harus ”sedikit” merubah prinsip Anda agar tetap bertahan di karir Anda?

Berbagai jawaban atas pertanyaan tersebut semuanya bergantung pd diri Anda. Hanya saja perlu diingat, bahwa dlm berkarir, cita-cita sbg bagian dari mimpi riil adalah sesuatu yg perlu terus diperjuangkan. Langkah besar manusia selalu berawal dari sebuah cita-cita yg terus dikejar.

Sudah byk contoh nyata bahwa penemuan-penemuan terbesar dari sejarah hidup manusia, awalnya berasal dari mimpi dan cita-cita sang penemu. Demikian juga dgn prinsip hidup, berkompromi memang solusi, namun idealisme dlm diri harus tetaplah dipertahankan. Cita-cita dan prinsip hidup yg mulia-lah yg menjadikan diri Anda menjadi manusia berkualitas.

Poin ketiga yg kemudian harus disusun adalah, langkah-langkah karir Anda ke depan. Ketika masa utk koreksi dan introspeksi diri ini hadir di hadapan Anda, maka menyusun karir ke depan yg lebih baik adalah tahapan selanjutnya. Bukan berarti Anda harus mencari karir baru, keluar dari tempat kerja lama ke tempat kerja yg lainnya. Namun lebih pd pencapaian karir Anda ke depan dgn lebih baik.

Hitungannya pun bukan sekadar kenaikan jabatan, tunjangan, ataupun mendapatkan promosi, melainkan menjadikan Anda lebih berarti bagi tempat Anda bekerja, bagi lingkungan sekitar Anda dan sekali lagi membuat diri pribadi Anda makin percaya diri, penuh inspiratif serta optimis dlm menjalani hidup.

Misalnya saja contoh kecil, ketika dulu Anda selalu datang kesiangan ke kantor, kenapa tahun depan Anda tidak menjadi orang yg datang lebih awal? Atau jika Anda selama ini sudah selalu on time memenuhi jam kerja, kenapa lalu Anda tidak menjadi orang yg juga menyisihkan waktu Anda untuk berbagi ide lebih banyak dgn teman-teman kerja Anda?

Kalau kedua hal positif ini pun sudah Anda lakukan, kenapa Anda tidak mulai melirik dan ambil bagian dari isu penjagaan lingkungan hidup, peningkatan program pendidikan, HAM (Hak Asasi Manusia), dan beragam isu lainnya yg masih membutuhkan kepedulian banyak orang. Pendeknya banyak yg bisa Anda lakukan untuk kebaikan diri Anda sendiri dan orang lain.

Hal-hal penuh kualitas inilah yg harus terus Anda hidupkan dan pertahankan. Menciptakan dunia di masa depan yg lebih baik selalu di dasari dari pertemuan manusia-manusia yg berpikir positif dan optimis menuju masa depan. Jadi, sudahkah Anda menyusun resolusi karir Anda ke depan?

Berikut adalah beberapa tips untuk membuat resolusi tahun baru yg baik.

Buat Rencana Tindakan

Membuat resolusi tanpa merumuskan rencana tindakan adalah hanya impian belaka. Agar resolusi Anda dapat tercapai, kita perlu menerjemahkannya menjadi langkah-langkah yg dapat kita terapkan. Suatu rencana tindakan yg baik akan menuntun kita dgn memberi tahu apa yg perlu kita lakukan selanjutnya dan daftar langkah yg diperlukan utk mencapai resolusi.

Buatlah Resolusi ASAP

Seperti kebanyakan orang, kita hanya punya sedikit kesempatan untuk merenung di beberapa hari terakhir di bulan Desember atau beberapa hari pertama di bulan Januari. Sebelum kesibukan kembali mengganggu kita atau sebelum semangat dan motivasi untuk berubah mulai mengendur, sebaiknya kita menyusun resolusi secepatnya. Jika tidak, tak terasa satu tahun dapat telah berlalu dan kita sudah kembali berada di penghujung tahun, bahkan sebelum kita membuat resolusi sama sekali. Memang dlm melakukan sesuatu, yg paling sulit adalah memulai dan mengambil langkah pertama.

Resolusi dan Rencana Tindakan secara Tertulis

Kegiatan menulis melambangkan komitmen pribadi. Maka buatlah resolusi dan rencana tindakan yg terkait secara tertulis. Beberapa orang bahkan menghiasnya dan menempelkannya di tempat yg pasti selalu terlihat, seperti di kamar tidur, di ruang kerja, atau bahkan di wastafel agar terlihat saat dia menggosok gigi setiap pagi.

Berpikirlah secara Strategik Setahun

Jangan hanya memikirkan tanggal 1 Januari saja krn resolusi besar sulit diselesaikan dlm waktu satu hari. Resolusi mungkin dibuat dlm satu hari, tetapi dicapai dgn berbagai langkah yg perlu dilakukan dlm jangka waktu panjang dlm tahun yg baru. Resolusi tahun baru hanyalah titik awal saja. Pencapaiannya memerlukan komitmen dan pengembangan kebiasaan untuk merenungkan kembali.

Resolusi yang Fleksibel

Resolusi tahun baru kita buat pada awal tahun dgn berbagai asumsi keadaan yg kita hadapi dlm tahun yg baru tersebut. Perubahan situasi dlm tahun berjalan sudah pasti akan terjadi dan tidak dpt kita pungkiri. Hidup menjadi lebih seru dgn berbagai kejutan yg diberikan pada kita. Maka, fleksibilitas akan membantu kita beradaptasi dan mendukung pencapaian resolusi kita. Bahkan mungkin pula, resolusi kita itu sendiri akan berubah di tengah tahun krn perubahan prioritas hidup kita.

Jumat, 01 Januari 2010

Memaknai Pergantian Tahun Baru


By. Diah Murwati, S.Hum

Hari berganti hari
Minggu berganti minggu
Bulan berganti bulan
Tahun berganti tahun


Sang waktu terus berjalan dan berubah dan tidak ada sesuatu yg tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan itu terjadi dgn sendirinya krn dimakan usia seperti umur suatu benda yg lama kelamaan terus berubah tanpa harus ada campur tangan manusia. Namun perubahan perilaku manusia memerlukan ikhtiar yg diawali niat, termasuk memaknai pergantian tahun baru. Tahun Baru Islam 1 Muharram 1431 Hijriyah baru saja dilewati tepat tanggal 18 Desember 2009. Sekarang pergantian tahun masehi 2010 pun dimulai.

Manusia yg terkadang berubah-ubah dlm merespon pergantian tahun. Ada yg penuh sujud syukur ketika memasuki detik-detik pergantian tahun, ada yg penuh dgn sorak sorai & pesta, ada pula yang terlelap dalam buaian kenikmatan semu mumpung malam tahun baru. Di pihak lain, begitu banyak orang yang duduk dalam keheningan untuk melihat dengan jernih seraya mengharap bimbingan Yang Maha Kuasa dlm memasuki tahun baru.



Fenomena yg terjadi, ketika memasuki perpindahan tahun, terompet bersiap utk ditiup dgn sorak-sorai dan gemuruh. Selang beberapa jam kemudian, sampah-sampah hasil pesta malam tahun baru yg berserakan tampak di belantara lapangan dan jalan-jalan. Bukankah ini menunjukkan bahwa peristiwa pergantian tahun hanya merupakan fenomena sesaat yg memberikan kenikmatan dlm hitungan menit. Itulah sebabnya orang secara tidak sadar telah menghamburkan sekian banyak uang untuk menikmati perpindahan tahun tersebut.

Bagi saya bukan Tahun Barunya yg penting, tetapi bagaimana setiap manusia mulai menata ulang sikap mentalnya untuk memasuki tahun baru. Dalam agama manapun, peringatan Tahun Baru merupakan momen yang tepat untuk melakukan evaluasi diri, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah diperbuat dan bertujuan meningkatkan serta perbaikan diri. Bisa dikatakan bahwa makna pergantian tahun itu sebagai momentum perubahan menuju ke arah perbaikan. Perubahan ini dapat dilakukan manakala setiap individu mampu menghijrahkan pemikirannya bagi kemajuan dalam kehidupan secara pribadi.

Tahun Baru juga dapat berarti memiliki cara pandang yg baru dan suci dlm upaya dan usaha memperoleh sesuatu yg baru. Tahun Baru juga berarti mengasah kompetensi diri dengan metode yg baru untuk meraih jenjang karier yg baru. Jangan sampai seperti seorang pembelah kayu yg terus menerus menyia-nyiakan waktu dan tenaganya untuk membelah kayu dengan kapak tumpul, karena tidak punya cukup waktu untuk berhenti dan mengasah kapak itu.

Tahun Baru bermakna menemukan JATI DIRI yang sesungguhnya tentang makna KEHIDUPAN dan ARTI HIDUP sehingga HIDUP ini dapat MEMBERI MANFAAT BAGI SEMUA.

Semoga di hari ini kita mampu memaknai Tahun Baru dgn perubahan sikap dan perbuatan kita ke arah dan tujuan hidup yang lebih jelas, terencana, istiqamah, fokus, selalu pada jalan-Nya dan hanya menggarapkan ridho-Nya.