Selamat Datang di Taman Hatiku ^_^

Here on my blog, just try to share everything just crossed my minds, my thoughts, my feelings, my experience, and my knowledge, because I'm sure I can learn something when I'm share something. That's called "Spirit of Learning by Sharing"


"Kesulitan tidak akan begitu sulit jika kita mengatasinya sedikit demi sedikit. Selain itu semakin cepat kita menyadari hikmah yang kita peroleh dari pengalaman itu, maka semakin mudah bagi kita untuk menghadapinya"

^Diah Murwati^

Mengenai Saya

Foto saya
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya seorang anak yang sangat mencintai kedua orangtua saya. Saya hanya seorang kakak yang sangat mencintai kedua adik-adik saya dan Saya ingin membuat mereka bangga karena memiliki saya.. itu saja. Cukuplah Al Qur'an sebagai teman, Syukur-lkhlas-sabar sebagai pengiring, dan Kematian sebagai peringatan. Semoga Allah meridhai.. "Life is not to receive, but it's about a gift" Tumbuh dan mencintalah! Semoga napas yang kumiliki bisa bernilai untuk napas-napas yang lain... ^_^ Jika ini adalah sebuah perjalanan jauh, maka akan kupacu diriku tanpa mengenal lelah, belajar mengarungi hidup seperti air yg mengalir, menciptakan atmosfer yg penuh kasih sayang sebagai tempat bersandar bagi orang yg kelelahan layaknya Fillicium, Insya Allah... I learned a lot from my family, my friends and life it self. My hope: I want to be a big people who have high integrity, eclectic and useful for wide society, or other name "khoirun nas anfa'uhum lin nas". Aamiin..

Selasa, 24 Desember 2013

Catatan kecil buat Ibu, Calon Ibu, dan Anak Ibu




22 Desember di Indonesia diperingati sebagai Mother's Day - Hari Ibu. Kita tidak tahu darimana datangnya itu, yang jelas seharusnya Hari Ibu bukan alasan untuk baik pada ibu pada satu hari saja, karena mereka layak mendapatkan itu dari kita setiap harinya.

Jadi, Hari Ibu seharusnya bukan ajang "pamer" perhatian pada ibu pada satu hari saja, namun lebih kepada pengingat bagi ibu dan bagi anak-anak ibu untuk menghormati dan memuliakan posisi sebagai seorang Ibu.

Maka setidaknya ada hal-hal yg harus diingat oleh ibu & calon ibu :

1. Islam memandang ibu adalah pendidik utama anak

Dalam hadits disebutkan : "Wahai Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya?" Rasulullah menjawab, "Ibumu." "Kemudian siapa?" tanyanya lagi. "Ibumu," jawab beliau. Kembali orang itu bertanya, "Kemudian siapa?" "Ibumu." "Kemudian siapa?" tanya orang itu lagi. "Kemudian ayahmu," jawab Rasulullah (HR. Bukhari dan Muslim)

Disini ibu disebutkan Rasulullah 3x baru ayah 1x. Kalau boleh mengambil permisalan, maka seharusnya ibu punya tanggung jawab 3x lipat dari ayah. Ibu lah yang mendidik anak-anaknya dalam porsi yang lebih besar. 

>> Semakin baik kualitas ibu, semakin baik generasi yang dihasilkan <<


2. Islam menaruh ibu sebagai orang nomor satu ditaati setelah Allah dan Rasul-Nya

Posisi ini juga bukan posisi yang sembarangan, ini posisi yang sangat mulia. Islam lewat 'birrul walidain' menggariskan bahwa posisi orang tua adalah paling tinggi setelah Allah dan Rasul-Nya. Dan ketaatan kepada mereka disamakan dengan ketaatan pada Allah, dan murka mereka sama seperti murka Allah

Dalam kenyataan, masih banyak kita temukan orangtua, terutama ibu yang justru melarang anaknya berbuat baik, bahkan mensponsori keburukan. Melarang anaknya berkerudung dan berjilbab atau bahkan yang paling miris meminta anaknya melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam agama

Bayangkan, bagaimana yang terjadi pada generasi Islam bila orangtuanya semacam ini? Subhanallah...

Seharusnya sebagai orang yang paling ditaati setelah Allah dan Rasulullah, ibu menjadi tiang utama dalam mengajarkan amar ma'ruf dan nahi munkar bagi anaknya. Menjadi teladan hidup bagi anak-anaknya dalam perjuangan Islam


3. Ibu lebih memerlukan ilmu dalam mendidik anak-anaknya, karena itu ibu harus lebih banyak ikutan majelis ta'lim (majelis ilmu)

Anak akan menyerap apapun yang dikatakan ibunya, karena ibunya adalah patron baginya. Ada ibu-ibu yang beralasan bahwa dia terlalu sibuk, terlalu banyak kerjaan untuk mengikuti majelis ta'lim dan mengkaji Islam

Justru sebaliknya, semakin banyak kita memiliki anak, maka semakin banyak ilmu yang perlu kita siapkan. Dan ilmu tidak mungkin ada tanpa kita cari dan kita kaji

Membesarkan anak tanpa ilmu sama saja menuntunnya ke depan jurang kehidupan. Dan mencari ilmu dalam mendidik anak (walaupun sulit), akan memudahkan urusan kita di alam kubur nantinya


4. Buat ibu-ibu yang berkarir, "is it worthed?" sekian juta sebagai pengganti waktu dengan buah hati?

Bila kita menanyakan "Siapa ibu de-facto anak-anak masa kini?". Mungkin 'pembantu', 'babysitter' adalah jawaban yang tepat. Anak-anak main dengannya, tidur dengannya, bercengkerama dengannya, disuapi makan olehnya dan bahkan disusui olehnya. Dengan alasan nafkah padahal sebenarnya bisa kalau diusahakan dengan cara lain semisal menjadi womenpreneur, penulis, dosen, dll sayangnya mereka lebih menerjunkan diri pada dunia kerja yang tak berkesudahan. Pergi saat buat hati masih tidur, dan pulang ketika mereka telah tidur

Jangan salahkan pembantu dan babysitter ketika anaknya nantinya justru menangis saat ditinggal pembantu atau babysitter daripada ditinggal ibunya

Maksimal dalam mendidik anak bukan masalah materi. Tapi masalah ilmu yang kita berikan untuk dia. Jangan sampe nyesel di belakang karena tidak memberikan pendidikan yang maksimal

Ala kulli hal, bagi ibu -calon ibu- dan anak-anaknya. Patut kiranya kita mengetahui bahwa jasa ibu tak akan dapat dibalas oleh anak-anaknya. Simak hadits berikut :

Suatu ketika Rasul ditanya oleh seseorang : "Ya Rasul, sungguh saya telah menggendong ibu saya sejauh 2 farsakh (9,6 kilometer) di jalan berpasir yang terik, andai atas pasir itu diletakkan sepotong daging niscaya matang daging itu. Apakah dengan begitu saya yang menyampaikan rasa terima kasih saya kepadanya?", Nabi menjawab, "Mungkin hal itu baru bisa membalas sedikit rasa sakitnya saat bunda melahirkanmu" (HR. Thabrani)

Semoga sayang kita kepada kedua orangtua khususnya ibu menjadi lebih termaknai, dan semoga persiapan menjadi ibu serta mendidik anak semakin baik


--- Diah Murwati ---

Follow me on twitter @dityDM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar