Sahabatku tersayang... bagaimana kabarmu hari ini? Semoga Allah SWT selalu
melindungi tiap langkahmu dan memberikan keberkahan di sisa umurmu. Aamiin..
Sahabatku tersayang… kali ini saya akan membahas tentang
tiga kata sakti yang sering terlupakan oleh kita, yaitu “maaf”, “tolong”, dan
“terima kasih”. Ketiganya menurut saya adalah kata-kata yang terlihat sederhana dan bermakna positif, tapi
mengapa kata-kata tersebut terkadang sangat sulit keluar dari mulut kita ya? ^_^
- Maaf
Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf, seperti ungkapan
terkenal “nobody’s perfect”. Dari mulai tukang becak sampai seorang
presiden sekalipun, pasti pernah berbuat kesalahan. Bahkan Nabi Muhammad SAW,
pemimpin terhebat sepanjang sejarah, pernah membuat kesalahan dan ditegur oleh
Allah sewaktu beliau memalingkan pandangan dari seorang buta bernama Abdullah
bin Ummi Maktum yang ingin mendapatkan pengajaran tentang Islam.
Digambarkan saat itu Rasulullah berwajah masam dan
memalingkan pandangan dari si buta karena sedang menjamu para pembesar suku
Quraisy. Atas sikapnya ini, Allah menegur beliau yang diabadikan di dalam
Al-Qur’an surat ke-80, ‘Abasa. Inilah yang membedakan antara manusia biasa
dengan seorang nabi. Di saat seorang Nabi melakukan kesalahan, Sang Maha
Pencipta yang langsung memberikan teguran dengan cara-Nya.
Kalau seorang Nabi saja yang sebenarnya terjaga dari dosa
melakukan kesalahan, bagaimana kita ini?
Tapi kenapa tetap sulit sekali untuk mengucapkan kata “maaf”? Jawabannya
adalah karena “maaf” membutuhkan keikhlasan yang luar biasa bagi yang
mengucapkannya. Selain itu, banyak yang tidak mau mengucapkan karena anggapan
salah selama ini yang menyatakan bahwa meminta maaf itu berbanding lurus dengan
kekalahan, kelemahan dan ketidakberdayaan.
Padahal tidak seperti itu. Meminta maaf justru akan membuat
kita semakin mulia, bukan hanya di sisi manusia namun juga di sisi Allah. Di
sisi manusia, meminta maaf akan menumbuhkan rasa kasih sayang di antara sesama.
Jika orang yang meminta maaf tulus dan ikhlas, maka itu bisa dirasakan oleh
orang yang dimintakan maaf, dan hal tersebut akan menyambung kembali tali
silaturahim di antara keduanya. Suatu permusuhan yang sudah sangat lama bisa
selesai hanya jika salah satu pihak berinisiatif untuk meminta maaf.
Di sisi Allah SWT, orang yang meminta maaf dengan tulus
kepada orang lain akan dilihat oleh-Nya sebagai orang yang rendah hati dan
tidak sombong. Kesombongan sering menjadi alasan mengapa kita tidak mau
meminta maaf. Dari mulai sombong karena harta, jabatan atau pangkat, hingga
kesombongan karena tidak merasa bersalah. Kesombongan adalah sifatnya syaitan
karena itulah sifat yang ditunjukkan pertama kalinya di saat dia tidak mau
sujud kepada Nabi Adam.
Kesombongan dapat menghalangi seseorang untuk masuk ke dalam
Surga, meskipun bentuk kesombongan itu teramat kecil. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam
hati ada kesombongan meskipun hanya sebesar biji sawi.” (HR. Muslim)
Meminta maaf dapat menghilangkan rasa sombong yang ada dalam
hati karena membuat kita bisa menerima keadaan diri sebagai makhluk yang tidak
mungkin luput dari kesalahan. Mengucapkan “maaf” tidak berarti kita mengakui
kekalahan, melainkan membawa kemenangan karena mampu menguasai emosi
kesombongan yang ada di dalam hati kita. “Maaf” mengajarkan bahwa semua manusia
adalah sama dan kebenaran adalah hak siapa saja, tanpa terkecuali.
- Tolong
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Maksudnya, tidak
akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Bahkan, sampai meninggal dunia pun
kita masih membutuhkan bantuan, paling tidak 4 orang, untuk mengangkat jenazah
kita dan dimasukkan ke dalam kubur. Setelah sadar dengan kenyataan tersebut,
lalu mengapa kata “tolong” sulit diucapkan ya? Apalagi, bagi orang-orang yang
memiliki kedudukan sosial yang tinggi.
Padahal, kedudukan sosial itu tidak berpengaruh apa-apa.
Kedudukan sosial hanya dalam bidang pekerjaan, dan bukan dalam derajat manusia.
Di antara sesama manusia itu tidak ada perbedaan status, kecuali tingkat
ketakwaannya. Kata “tolong” membuat kita sadar akan keterbatasan dan kelemahan
yang dimiliki. “Tolong” membuat kita mampu untuk menerima diri sendiri secara
apa adanya, dan melihat apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan.
Sungguh indah jika kita terbiasa hidup dalam suasana saling
tolong menolong, karena Islam sendiri telah mengajarkan budaya ini. Allah SWT
berfirman, “…Dan tolong menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa , dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan..” (QS.
Al-Maidah (5) : 2)
Ayah saya selalu mengajarkan jika ada seseorang meminta
pertolongan dan saya dalam kapasitas mampu untuk menolongnya, maka wajib
hukumnya untuk memberikan pertolongan. Ayah mengajarkan untuk memiliki sifat 3H’s
: Honest, Humble dan Helpful. Kata beliau, “Honest
is the best attitude, Humble is the best approach and Helpful is the best
investment”. Ya memang benar,
menolong orang lain merupakan suatu investasi karena bisa saja suatu saat
gantian kita yang akan membutuhkan pertolongan orang tersebut.
- Terima Kasih
Ucapan “terima kasih” adalah salah satu bentuk rasa syukur
kita kepada Allah SWT melalui perantara manusia. Syukur sendiri merupakan hal
yang diperintahkan Allah SWT dalam firman-Nya. “Dan ingatlah tatkala Tuhanmu
memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.Ibrahim (14) :7)
Dalam ayat tersebut jelas bahwa siapa saja yang bersyukur
maka akan ditambahkan nikmat dan bagi siapa saja yang ingkar akan mendapatkan
adzab. Sebenarnya, itu sama saja dengan hubungan kita kepada sesama manusia. Di
saat kita mendapatkan bantuan / pertolongan dari orang lain, lalu kita
menghargainya dengan mengucapkan “terima kasih” atas segala kebaikannya, maka
dipastikan orang itu akan merasa senang dan mau menolong lagi di lain
kesempatan.
Jangan pernah lupa mengucapkan “terima kasih”, karena itu
adalah penghargaan terhadap kebaikan yang telah diberikan oleh orang lain
kepada kita. Namun sayangnya, kita sering sekali lupa untuk mengucap kata sakti
ini. Bagi sebagian yang lain, “terima kasih” sangat sulit untuk diucapkan
karena memang ucapan “terima kasih” membutuhkan ketulusan dari yang
mengucapkannya.
Menurut riset, dalam menjalani hubungan dengan orang lain,
ucapan “terima kasih” sekecil apapun dapat membuat suatu hubungan menjadi
harmonis dan lebih baik. Baik itu dalam rumah tangga, dalam pekerjaan, dan
lain-lain. Coba tanya dari mulai pedagang gado-gado sampai pedagang berlian, pasti mereka senang
dihargai, terlepas apapun profesinya. Hal ini karena memang dasarnya manusia
itu suka dihargai.
Saya pernah membaca buku “The True Power of Water” karangan
Dr. Masaru Emoto, seorang peneliti dari Jepang. Dalam buku itu dijelaskan bahwa
air memiliki banyak keistimewaan. Salah satu yang fakta yang dipaparkan bahwa
ternyata air bisa merekam pesan, seperti pita magnet atau compact disk. Air mampu untuk “mendengar” kata-kata, dapat
“membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” setiap pesan yang disampaikan.
Rasulullah pun ternyata sudah pernah menyampaikan hal
tersebut dalam hadistnya, "Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya. Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh." Setiap kata-kata yang
diucapkan terhadap air, maka air akan merespon secara positif dan berbentuk
indah, tapi jika kata-kata kasar yang diucapkan, maka air akan berubah
bentuk menjadi sangat buruk.
Dr. Emoto melakukan penelitian terhadap air menggunakan
mikroskop electron dengan kamera kecepatan tinggi. Percobaan pertama saat air
diucapkan kata “Arigato” yang artinya terima kasih, ternyata molekul air
membentuk Kristal segi enam yang sangat indah. Selanjutnya diucapkan kata
“setan”, Kristal berbentuk sangat buruk dan mengerikan. Kemudian air diputarkan
musik Symphony Mozart, Kristal muncul berbentuk bunga. Tapi ketika music heavy
metal yang diperdengarkan, Kristal tersebut langsung hancur. Subhanallah bukan?
Nah lalu apa hubungannya sama manusia? Tentu ada! Sekitar
75% kandungan dari tubuh manusia berupa air. Dalam setiap tubuh makhluk hidup,
komposisi air pastilah yang paling banyak, dan itulah yang menciptakan
kehidupan. Hal ini pun sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, “…Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya (21) :30)
Karena komposisi air terbanyak, ini berarti bahwa
sifat-sifat yang ada dalam air tentunya akan ada juga dalam tubuh manusia. Coba
saja buktikan dan bandingkan, saat kita mengucapkan “Terima kasih yaa semoga Allah membalas kebaikanmu.” Apa reaksi teman kita? Pasti senang dan
hatinya berseri-seri. Tapi apa jadinya jika kita mengucapkan, “Hai monkey, ambilin buku di meja itu dong!” ,
kira-kira apa reaksi teman kita? Hehehe
Ya itulah manusia, fitrahnya suci. Allah SWT memiliki sifat
Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang dan Yang Maha Lembut. Manusia senang
dengan kasih sayang dan kelembutan, hatinya akan menjadi tenteram dan nyaman.
Ingat Selalu 3 Kata
Sakti
Jangan pernah lupa untuk selalu membiasakan diri mengucapkan
kata “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih”
kepada siapa pun karena kekuatan kata-kata tersebut sangat luar biasa. Bukan
saja bagi yang mendengarkan, tapi juga bagi yang mengucapkan. Ketiga kata
tersebut akan melatih kita untuk belajar menghargai orang lain. Dengan mampu
menghargai orang lain. Dengan mampu menghargai diri kita sendiri.
Ketiga kata tersebut sangat sakti dan bisa membangun hubungan
yang istimewa antara satu manusia dengan manusia lainnya. Dengan sering melatih
mengucapkannya, maka hubungan silaturahim akan terbangun lebih baik lagi di
antara manusia. Jika hubungan silaturahim sudah terbangun dan terjaga, maka
kita tinggal menunggu bonusnya saja dari Allah.
Beberapa bonus dari bersilaturahim diantaranya adalah
panjang umur, keberkahan hidup, dosa-dosa diampuni hingga mempelancar rezeki.
Banyak hadits yang menjelaskan tentang hal ini, salah satunya, Barangsiapa yang merasa senang bila
dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung
tali silaturahim.” (HR. Muslim)
Terakhir, saya ingin mengucapkan “maaf” jika ada kesalahan dalam tulisan, “tolong” diamalkan jika memang bermanfaat, dan “terima kasih” karena sudah meluangkan waktu membaca tulisan ini ^_^
Wa'alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar