
Saya memang bukan seorang penulis buku terkenal, boro-boro menjadi “penulis buku terkenal”, menjadi “penulis buku” saja belum*. Menulis bagi saya adalah sama saja dengan meninggalkan jejak-jejak sejarah. Karena setiap apa yang saya tulis, bisa dibaca, dicetak, disimpan, dan yang paling penting adalah membuktikan bahwa saya pernah hidup di dunia ini.
Sering kali ide untuk menulis, apapun itu, baik itu puisi, ide, pengalaman hidup, dll. Tiba-tiba muncul begitu saja, namun juga bisa lenyap, dalam hitungan detik. Maka dari itu, saya pribadi sering menuliskan puisi-puisi saya di Hp. Jika tiba-tiba sesuatu yang bernama inspirasi itu datang.
Ya! Dan ternyata memang sebaiknya begitu. Jangan di tunda-tunda! (kalau ada waktu luang sih ), jika tidak, maka seperti yang saya ketik tadi, ide itu bisa lenyap begitu saja. Jangan takut untuk salah menulis, isi yang tidak karuan, ataupun berapa banyak yang akan ditulis. Tuangkan saja semua ide yang ada di pikirian kedalam tulisan. Tulis, dan tulis saja! Toh, saya yakin, para penulis besar dan buku-buku mereka telah beredar dimana-dimana, sebagian besar mereka belajar dari 0, di tolak di berbagai penerbit buku, Koran, maupun majalah. Memang tidak ada yang instan di dunia ini. Berlatih dan berlatihlah terus. Semoga suatu saat nanti, dengan tulisan, kita bisa mengubah dunia. :)
(*semoga suatu saat nanti saya bisa menulis sebuah buku)
Nobody ever can stop me writing…
If there were no ink, I would use ash. If there were no ash, I would use stone. If there were no stone, I would use my sweats or my tears or my bloods…
And if my hands were unable to write something anymore, I would beg ALLAH to allow me, to ask the sky, to ask the trees or the ocean to help me keep writing my ideas in their silence…
--Dity Diah Murwaty--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar