"If you are not willing to learn, no one can help you. If you are determined to learn, no one can stop you." -anonymous-
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sahabatku tersayang... bagaimana kabarmu hari ini? Semoga Allah SWT selalu melindungi tiap langkahmu, memberikan keberkahan di sisa usiamu, Aamiin...
Rinduuuuu... update tulisan di Blog ini.. sudah lama tidak memperbaharui tulisan di blog ini.. beberapa bulan terakhir ini selain aktivitas seperti biasa bekerja di kantor saat ini saya sedang fokus mencari materi tambahan untuk buku non fiksi yang sedang saya persiapkan untuk segera naik cetak, mohon doanya yaa semuaaaa... semoga lancaaaaar dan berkah ilmunya, Aamiin..
Lama tak update.. tulisan ini berawal dari flashback saya saat melihat banyak foto graduation (wisuda) yang berseliweran di Instagram maupun kiriman foto di group WhatsApp ILUNI UI ataupun foto dan video yang dikirim oleh sahabat-sahabatku tersayang.. Yes, bagi saya wisuda adalah salah satu momen sakral. Saat dimana kita dapat begitu haru melihat senyum bangga dan bahagia dari wajah kedua orang tua kita. Saat dimana masa perjuangan kuliah, turun lapangan, dan menulis skripsi seakan begitu mudah dan segala lelah terbayar sudah. Masa pembuktian bahwa segala perjuangan orang tua membesarkan dan menyekolahkan putra putrinya pada akhirnya berbuah nyata.

Wisuda Program Sarjana Universitas Indonesia


Tepat Agustus 2009 lalu, Alhamdulillah Allah takdirkan saya lulus tepat waktu (4 tahun) walaupun sebenarnya Kepala Prodi (Pak Maman) sudah memberikan saya kesempatan untuk dapat menyelesaikan kuliah 3,5tahun, tapi Ayah tercinta berkehendak lain dengan alasan supaya saya masih bisa leluasa menambah ilmu satu semester lagi di kampus UI Depok. Apapun itu, saya tetap puas dengan IPK yang saya dapatkan selama perkuliahan 4 tahun hasilnya benar-benar maksimal. Bagi saya, itupun sebuah pembuktian bahwa seorang aktivis mahasiswi dengan segala kegiatan akademisi dan kegiatan BEM Fakultas serta BEM Univ. masih mampu berprestasi dan lulus tepat waktu. Saya ingin mematahkan pendapat yang mengatakan bahwa aktivis itu lulusnya telat. Masih jelas terbayang di dalam bayangan saya, wajah syukur penuh haru di mata ayah saat menghadiri acara saya wisuda dan ibunda yang kala itu masih berada di Manokwari pun tak kuasa mengeluarkan airmata haru bahwa anaknya bisa amanah selama tinggal di Jakarta dengan menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan hasil yang maksimal.

Chacha yang saat ini sedang melanjutkan studi S2 di Inggris dan
Rieke yang fokus jadi Womanpreneur

wefie kami di dalam balairung UI Depok

wefie bersama para cum laude sebelum akhirnya kami berpisah mengejar cita masing-masing\




Bagi saya, menimba ilmu itu bukan hanya sekedar kewajiban, atau kebiasaan manusia hidup untuk menikmati jenjang pendidikan. Menuntut ilmu bukanlah melalui bertahun-tahun belajar hanya demi selembar ijazah, posisi jabatan, atau penentu besarnya penghasilan. Bagi saya, menuntut ilmu adalah ibadah yang tak akan pernah berkesudahan, hingga akhirnya nyawa terpisah dari badan. Ilmu adalah wasilah (jalan), untuk dapat membaktikan diri agar bisa lebih banyak memberi. Ilmu adalah pintu, untuk lebih banyak menebar kebaikan dan membangun perbaikan pada sekitar.
Perjalanan saya menuntut ilmu, semakin meyakinkan saya bahwa saya masihlah begitu bodoh dan masih terlalu sedikit memahami ilmu-Nya yang Maha Luas. sama seperti yang ayah sampaikan "Educating youself does not mean that you were stupid in the first place; it means that you are intelligent enough to know that there is plenty left to learn."
Dan opini saya yang terakhir, bagi saya menimba ilmu itu juga tidak melulu harus di sekolah. Ia berada seiring berjalannya waktu dan berputarnya roda kehidupan kita. Seperti kata E.C. Myers dalam bukunya "You know, learning doesn't end in the classroom." Namun itupun bukan excuse (alasan) untuk hanya menjalani hidup apa adanya, tanpa menggali dan mencari tahu lebih dalam atas sebuah makna. Masih teringat sebuah kalimat "Allah tidak menghukum orang yang tidak tahu, tapi Allah tidak suka dengan orang yang tidak mau tahu." Maka dapat saya simpulkan, kita dapat mereguk ilmu dari banyak pintu, namun pastikan ilmu yang kita dapatkan bermanfaat, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga banyak orang. Jika memang belum memiliki kesempatan bersekolah di universitas-universitas pilihan, tetaplah mereguk manisnya ilmu dari kajian-kajian, mengikuti perkuliahan online atau sekedar menambah buku bacaan, dsb.
❤❤❤ Follow me on Instagram Dity Diah Murwati ❤❤❤